Sabtu, 26 Desember 2009
Kamis, 20 Agustus 2009
Kadar Cemburu Wanita Melonjak Akibat Facebook
Rabu, 19 Agustus 2009
Gunung Bawah Laut di Selatan Mentawai Belum Membahayakan
Sebuah gunung api ditemukan berada di bawah laut di selatan Kepulauan Mentawai. Sementara ini, gunung api yang terletak di barat Pulau Sumatera itu belum membahayakan. Para peneliti masih meriset tingkat keaktifan gunung api ini.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Komda Sumatera Barat, Ade Edward, mengatakan, penelitian pakar geologi Indonesia, Amerika Serikat, dan Perancis itu menegaskan sejumlah isu yang selama ini mencuat mengenai keberadaan gunung api di bawah laut.
"Isu tentang gunung api di bawah laut sudah ada sejak lama. Hasil penelitian para ahli ini memberikan jawaban atas isu tersebut," ujar Ade di Padang, Sabtu (30/5).
Bahkan menurutnya, kemungkinan ada dua buah gunung laut. Keduanya masih berbentuk kerucut utuh sehingga dipastikan bahwa kedua gunung api itu belum pernah meletus. Hanya saja, hasil penelitian saat ini baru sebatas memastikan keberadaan gunung tersebut. Sementara, status gunung itu aktif atau tidak masih belum bisa dipastikan.
Gunung api yang masih aktif ditandai dengan material yang dikeluarkan dari gunung, seperti material padat, cair, atau lava. Bila tidak ada material yang dikeluarkan oleh gunung api, maka gunung itu merupakan gunung api yang mati. Pengeluaran material inilah yang masih diteliti oleh para ahli.
Hasil penelitian ini, menurut Ade, masih bersifat informasi. Karena belum bisa dipastikan keaktifan gunung api tersebut, maka para peneliti belum memberikan rekomendasi langkah tertentu ke badan penanggulangan bencana. Pemda yang wilayahnya berada di sekitar gunung api itu juga belum mendapatkan instruksi untuk mengambil langkah tertentu untuk menyikapi keberadaan gunung api di bawah laut.
Selatan Mentawai
Kedua gunung api itu berada di selatan Pulau Pagai Selatan. Pulau ini merupakan pulau paling selatan dari gugusan empat pulau besar di Mentawai.
Dari sisi ancaman, energi yang tersimpan pada gunung api ini tidak sebesar energi yang bisa membangkitkan gempa dan tsunami. Namun, sebagai bagian dari sistem tektonik lempeng, seluruh aspek yang ada di bawah laut ini perlu dipelajari.
Data tentang gunung api bawah laut ini perlu diperoleh karena gunung berada di daerah rawan tsunami, yakni di zona penghujaman lempeng Eurasia dan lempeng India-Australia. Selama ini masih berkembang prediksi ahli bahwa adanya energi besar yang tersimpan dari pertumbukan lempeng itu.
Sejauh ini, riset yang dilakukan para ahli belum final. Setidaknya, hasil riset memastikan kecurigaan sejumlah orang atas keberadaan gunung api di bawah laut.
Kamis, 02 Juli 2009
Miskin, Lapar, Penyakitan, Bencana yang Mengintai Manusia hingga 2050
Mungkinkah Tanda-tanda Kiamat Itu Sudah Terlihat?
Caffeine - Satu Untukmu (indie 10).mp3
Air - 1998 (album pertama)
Sabtu, 23 Mei 2009
Facebook Haram?
Rabu, 20 Mei 2009
User Facebook Paling Tua
Ivy Bean bisa dikatakan sebagai pengguna situs jejaring sosial paling tua. Meskipun sudah berumur 104 tahun, wanita ini masih aktif mengupdate statusnya.
Selain di Facebook, update wanita itu bisa diikuti di IvyBean104 di situs Twitter.com. Beberapa update awal statusnya antara lain berisi “Menanti acara Deal or No Deal” dan “Kaserol ayam nikmat, ingin memakannya sekarang”.
Ia bukan satu-satunya pesiunan di panti jompo Hillside Manor Inggris yang aktif online. “Semua penghuni suka membaca buku. Empat mempelajari komputer, sementara yang lain bergabung dengan Facebook, berselancar internet dan main game bowling,” kata
Pat Wright kepala panti jompo itu.
Wanita itu juga aktif di Facebook dengan bantuan Geek Squad. Kelompok Geek Squad ini yang memberikan training dan tips bagaimana berperan serta di situs jejaring sosial yang fenomenal itu.
Kelompok itu akan mencari orang yang lebih tua dari Ivy untuk diajarkan cara update aktifitasnya di online. “Sangat menyenangkan bisa membantu orang yang penuh inspirasi seperti Ivy untuk mengajarinya Twitter. Dia hebat di bidang teknologi dan telah memiliki 4.800 teman di Facebook. Dia berhasil menunjukkan tak perlu takut dengan teknologi,” kata Martin Dix agen kelompok itu. (Sumber : inilah.com)
Sabtu, 16 Mei 2009
Terbukti Telur Dulu, Baru Ayam
Tengkorak Vampir Ditemukan di Italia
Di antara tulang-belulang kuburan massal korban wabah pada zaman pertengahan di Venice, Italia, ditemukan tengkorak yang sangat tak normal. Jelas terlihat bahwa mulut tengkorak seorang wanita itu dibuka paksa dengan sebuah batu bata.
Ini merupakan teknik pengusiran setan di masa lalu. Batu bata tersebut mungkin dijejalkan ke mulut wanita tersebut yang telah mati karena dikira sebagai vampir yang sewaktu-waktu bangkit. Menjejalkan batu bata ke mulut vampir sebagai cara mencegah vampir hidup dan menularkan diri.
"Saya sangat beruntung. Saya tak berpikir menemukan vampir selama melakukan penggalian," ujar Matteo Borrini, seorang ahli arkeologi forensik dari Universitas Florence Italia. Ini merupakan bukti penggalian pertama yang menunjukkan korban vampir meski banyak dikisahkan.
Borrini telah melakukan penggalian pada kuburan massal di Pulau Lazzaretto Nuovo itu sejak tahun 2006. Temuan ini juga memberikan bukti bahwa masyarakat saat itu menganggap vampir sebagai penyebab wabah penyakit.
Sebagaimana diketahui, kepercayaan terhadap vampir berkembang di abad pertengahan saat proses pembusukan mayat belum begitu dipahami. Cairan mayat saat itu mungkin salah dipahami sebagai cairan bekas gigitan vampir.
Kuburan massal tersebut mungkin sering dibuka tutup karena korban wabah yang terus berjatuhan. Nah, mayat wanita tersebut mungkin telah mengeluarkan cairan sehingga dikira vampir sehingga mulutnya disumpal batu bata. (sumber : kompas.com)
Goa Raksasa di Vietnam Mungkin Terbesar di Dunia
Sebuah goa di dalam Taman Nasional Phong Nha-Ke Bang, Vietnam, digadang-gadang sebagai goa terbesar di dunia. Betapa tidak, lebar rongganya mencapai 150 meter dan tingginya 200 meter.
"Goa tersebut panjangnya 6,5 kilometer saat ini, tetapi ujung rongganya masih berlanjut dengan dinding kalsit setinggi 45 meter yang menghentikan langkah kami," ujar Adam Spillane, salah satu anggota tim ekspedisi dari Inggris yang menelusuri goa tersebut.
Goa yang diberi nama Hang Son Doong atau berarti goa sungai pegunungan itu ditemukan pertama kali oleh penjaga hutan bernama Ho Khanh pada 1991. Namun, tak seorang pun yang pernah menelusurinya karena besarnya dan tekanan angin yang tinggi karena adanya sungai bawah tanah yang sangat besar.
Sebanyak 13 orang gabungan penjelajah dari Universitas Sains Vietnam dan penjelajah Inggris akhirnya menggelar Caving Expedition 2009 masuk ke dalam goa. Mereka menghabiskan waktu lima hari pada pertengahan April untuk menyurvei jalur goa.
Dengan membawa alat ukur berbasis LaserRace 300, tim dapat mengukur tinggi langit-langit dan lebar rongga di sepanjang perjalanan dengan harapan dapat membuat petanya. Saat ini datanya masih dianalisis.
Namun, hasil laporan awal menunjukkan, besar rongga utamanya mencapai dua kali lipat rekor goa terbesar saat ini. Jadi, Hang Son Doong mungkin goa terbesar yang ada di dunia saat ini.
Waspada Phising, Jangan Sampai Facebook Anda Kebobolan
Situs-situs palsu ini dirancang menyeruapai halaman Facebook. Korban akan diminta memasukkan nama login dan password agar dapat melihat ke situs tersebut. begitu dilakukan, password langsung diterima sang penjebak.
Tujuan serangan seperti ini umumnya dikelaskan sebagai pencurian. Pelaku akan menggunakan akun Facebook yang dicuri untuk menyebarkan pesan-pesan sampah (spam) ke penggua lainnya. Bahkan pada kasus tertentu akun diambil alih sehingga pengguna tak lagi dapat menggunakannya.
Domain-domain palsu milik peretas itu diantaranya adalah www.151.im, www.121.im dan www.123.im. Facebook sendiri telah menghapus semua referensi yang berhubungan dengan domain-domain palsu tersebut.
Schnitt mengatakan bahwa tim keamanan jaringan Facebook percaya bahwa para pelaku hendak mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi penting (menyangkut pengguna Facebook) dan kemudian menggunakan akun-akun terbobol itu untuk mengirimkan pesan-pesan palsu berisi tawaran produk farmasi dan produk-produk lain yang kesemuanya palsu kepada para anggota Facebook lainnya.
Facebook mewajibkan para pengirim pesan dalam jejaring sosial untuk menjadi anggotanya dan merahasiakan data pengguna dari orang yang tidak memiliki akun. Oleh karena itu, para pengguna Facebook cenderung tidak mencurigai pesan-pesan yang mereka terima.
Taun lalu, phising juga pernah dipakai penjahat maya untuk menyebarkan virus jahat yang dikenal dengan nama Koobface melalui Facebook. Virus ini terunduh melalui komputer pribadi milik anggota Facebook ketika pengguna mengklik situs yang dikirimkan kepadanya melalui email yang kelihatannya dikirimkan teman mereka sesama anggota Facebook. (sumber : kompas.com)
Indonesia Masih Jadi Surga Pembajakan `Software`
Meski Indonesia punya UU Hak Cipta yang melarang pembajakan dan pembelian barang-barang ilegal seperti perangkat lunak (software) komputer, tapi nyatanya pembajakan tetap saja terjadi, dan produknya pun laris manis di mana-mana.
Sebut saja misalnya di pusat perbelanjaan Mangga Dua Mall, Jakarta, yang sejak lama dikenal sebagai `surga pembajakan software`, dari sejumlah gerai bisa didapatkan `software` bajakan dengan harga miring. Hal inilah yang membuat Indonesia disorot dunia sebagai negara pembajak `software` terkemuka.
Dari sisi ekonomi, data yang dilansir International Data Corporation (IDC) mengenai Global Software Piracy Study 2008, kerugian yang ditimbulkan kejahatan ini ternyata cukup mengejutkan.
Potensi pendapatan industri perangkat lunak (software) Indonesia pada 2008 yang hilang mencapai 544 juta dolar AS akibat maraknya pembajakan. Angka itu melonjak 31 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun angka pembajakan hanya naik 1 persen menjadi 85 persen, dan menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dari 110 negara.
Perwakilan Business Software Alliance (BSA) Indonesia Donny A Sheyoputra mengatakan kenaikan potensi kerugian dan angka pembajakan itu dipicu oleh naiknya pengiriman personal computer (PC) ke Indonesia yang mencapai 100 persen.
"Dari kenaikan tersebut, sekitar 48 persen PC dibeli oleh pribadi, sisanya dibeli oleh perusahaan," ujarnya saat mengumumkan hasil studi tahun ke-6 International Data Corporation (IDC) mengenai Global Software Piracy Study 2008 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, di antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik, nilai kerugian Indonesia masih lebih kecil dibandingkan China yang merugi 6,6 miliar dolar AS, India 2,7 miliar dolar, Jepang 1,4 miliar dolar, Korea Selatan 622 juta dolar), Australia 613 juta dolar, dan Thailand 609 juta dolar AS.
"Hasil studi IDC ini membuat kami harus bekerja lebih giat dan efektif, terutama kepada masyarakat agar menggunakan software berlisensi. Penegakan UU Hak Cipta juga harus terus ditingkatkan, meski secara kualitas upaya penegakan hukum pada 2008 lebih baik," kata Donny.
Hasil studi IDC tidak akan mengubah fokus program BSA di Indonesia, yakni tetap kepada perusahaan. Adapun kegiatan advokasi dan penegakan hukum kepada pribadi perlu dilakukan secara simultan, supaya kesadaran penggunaan peranti lunak legal ke pengguna pribadi lebih meningkat.
"Studi ini setidaknya menjadi acuan bagi industri software agar bisa tumbuh dengan baik," ujar dia.
Menurut Donny, Indonesia bisa mencontoh negara lain agar angka pembajakan bisa menurun. Misalnya, China mempunyai ketentuan yang mewajibkan setiap unit PC yang dijual harus dilengkapi dengan "operating system" (OS) legal. Atau pada 2008, Pemerintah China mengirim surat pada 53.000 kepada `internet service provider` agar mereka tidak menjual `software` ilegal.
Menurut studi IDC, 80 persen kerugian dari pembajakan diderita oleh para pemain lokal dalam industri software, yaitu perusahaan software, industri software, dan distribusi.
Dalam penelitian IDC juga terungkap bahwa jika pembajakan berkurang, yang lebih banyak memperoleh keuntungan justru perusahaan non-software, yaitu IT Services mendapatkan 34% dan distribusi mendapatkan 40%, sedangkan perusahaan dan industri software itu sendiri hanya mendapatkan 26%.
Mengapa harus mahal?
Salah satu penyebab maraknya pembajakan software adalah kondisi lapangan yakni harga sebuah software asli terlalu mahal. Sebut saja program popular seperti Microsoft Office yang dibandrol jutaan rupiah, sementara program bajakan hanya dijual Rp25.000 hingga Rp50.000 di kawasan Mal Mangga Dua.
Begitu juga, software proprietary yang beredar di Indonesia harganya dirasa cukup mahal, seperti Windows (OEM) seharga USD70 dolar AS, Office 2000 seharga 600 dolar, dan belum termasuk software lain di antaranya adalah Norton Utilities seharga 60 dolar, Adobe Photoshop (600 dolar), CorelDraw (300 dolar), AutoCAD (600 dolar), MS Visual Studio pun harganya lebih dari 1.000 dolar AS.
Dibanding harga PC (rakitan) kelas menengah di Indonesia yang rata-rata harganya 200-500 dolar AS per unit, harga software di dalamnya, bila dibeli secara sah, akan jauh di atas harga hardwarenya
Dari sebuah studi, harga software atau DVD film dan CD musik yang mahal, tentunya membuat orang lebih tergiur untuk membajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Donald Marron dari Charles River Associates dan David Steel dari McKisney yang menemukan bahwa ada korelasi yang kuat antara pendapatan masyarakat suatu negara dengan angka pembajakan.
Secara umum, semakin miskin masyarakat suatu negara, maka semakin besar kemungkinan pembajakan terhadap software terjadi. Akan tetapi, penelitian ini menemukan anomali, artinya tidak berlaku di semua tempat.
Di Qatar dan Kuwait, di mana masyarakatnya telah hidup di atas berkecukupan, akan tetapi angka pembajakannya tetap tinggi. Sedangkan di Afrika Selatan dan India, yang pendapatan penduduknya masih di bawah garis kemiskinan, tidak menunjukkan angka pembajakan yang signifikan.
Hal ini mengingat kecilnya kemungkinan akses masyarakat mereka terhadap komputer. Dari anomali ini juga ditemukan satu faktor pendorong lagi terjadinya privasi, yaitu kebudayaan.
Marron dan Steel manyatakan bahwa pembajakan software di suatu negara merupakan perlawanan unsur kolektivis terhadap dominasi Barat yang cenderung individualis.
Menurut John Gantz and Jack B. Rochester dalam bukunya "Pirates of the digital millenium" yang diterbitkan Financial Times Prentice Hall, ada faktor lain yang menyuburkan adanya pembajakan. Hal ini karena software sebagai media digital merupakan barang yang sangat mudah untuk dicopy (baca: dibajak!) secara sempurna ketimbang barang-barang lainnya.
Selama harga software mahal, selama penegakan hukum tentang hak cipta masih saja lemah, selama ini pula Indonesia akan tetap menjadi surga bagi pembajakan `software`. (sumber : kompas.com)
Dunia Gempar Ikan Purba Tangkapan Yustinus
MANADO, JUMAT - Dua nelayan asal Malalayang, Manado, Yustinus Lahama dan Delfie, tidak menyangka ikan hasil tangkapannya pada 19 Mei 2007 di perairan Teluk Manado, cukup menggegerkan dunia.
Pasalnya, ikan yang diketahui para ilmuwan dunia itu, sejenis "Latimeria menadoensis" atau Coelacanth, merupakan ikan purba yang sebenarnya sudah dianggap punah sejak 65 juta tahun lalu.
Sekarang ikan tersebut telah dipajang dan membuat gempar peserta dari berbagai negara yang ikut dalam ajang World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, 11-15 Mei 2009.
Yustinus mengatakan, ikan purba tersebut ditangkap ketika tersangkut kail miliknya. Ketika ditarik nampak seekor ikan dengan panjang kurang lebih satu meter dan berat berkisar 30 Kg disertai bintik-bintik putih.
Ikan itu didapat pada kedalaman laut sekitar 105 meter, di pantai Malalayang, pada pukul 08.00 Wita, 19 Mei lalu. "Meski tergolong besar, namun ikan tersebut tampaknya tidak melakukan perlawanan lagi ketika diseret hingga ke dalam perahu," katanya, mengisahkan penangkapan itu.
Menurut data berbagai sumber, Coelacanth diartikan sebagai "duri yang berongga" berdasarkan kata Yunani coelia, "berongga" dan acanthos, "duri". Ini merujuk pada fisiknya yang berduri pada sirip yang berongga.
Coelacanth adalah ikan yang berasal dari sebuah cabang evolusi tertua yang masih hidup dari ikan berahang. Diperkirakan sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu, sampai sebuah spesimen ditemukan di Timur Afrika Selatan, di perairan Sungai Chalumna tahun 1938.
Namun, sejak itu Coelacanth ditemukan di Komoro, perairan Pulau Manado Tua di Sulawesi, negara Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar dan Taman Llaut St Lucia di Afrika Selatan.
Di Indonesia, khususnya di sekitar Manado, spesies ini oleh masyarakat lokal dinamai ikan raja laut. Coelacanth terdiri dari sekitar 120 spesies yang diketahui berdasarkan penemuan fosil. Sampai saat ini, telah ada dua spesies hidup Coelacanth yang ditemukan yaitu Coelacanth Komoro, Latimeria chalumnae dan Coelacanth Sulawesi, Latimeria menadoensis.
"Hingga tahun 1938, ikan yang berkerabat dekat dengan ikan paru-paru ini dianggap telah punah semenjak akhir masa Cretaceous, sekitar 65 juta tahun yang silam," kata Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsrat Manado, Prof KWA Masengie.
Menurut dia, ada seorang iktiologis (ahli ikan), Dr JLB Smith kemudian mendeskripsi ikan tersebut dan menerbitkan artikelnya di jurnal Nature pada tahun 1939.
Ia memberi nama Latimeria chalumnae kepada ikan jenis baru tersebut, untuk mengenang sang kurator museum dan lokasi penemuan ikan itu.
Pencarian lokasi tempat tinggal ikan purba itu selama belasan tahun berikutnya kemudian mendapatkan perairan Kepulauan Komoro di Samudera Hindia sebelah barat sebagai habitatnya, di mana beberapa ratus individu diperkirakan hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 meter.
Di luar kepulauan itu, sampai tahun 1990-an beberapa individu juga tertangkap di perairan Mozambik, Madagaskar dan juga Afrika Selatan. Namun semuanya masih dianggap sebagai bagian dari populasi yang kurang lebih sama.
Pada tahun 1998, enam puluh tahun setelah ditemukannya fosil hidup Coelacanth Komoro, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara.
Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya di sana oleh dunia ilmu pengetahuan. Ikan purba itu secara fisik mirip Coelacanth Komoro, dengan perbedaan pada warnanya.
Ketika ikan itu ditangkap dengan jenis yang lain oleh dua nelayan di Manado, informasinya langsung menghebohkan warga hingga ke telinga Gubernur Sulut, SH Sarundajang. Gubernur Sulut SH Sarundajang selaku penggagas pelaksana WOC, langsung mencari ikan tersebut dengan mengundang sejumlah peneliti dari berbagai akademisi, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Ikan tersebut langsung diamankan di Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, disimpan di "cold storage", agar bisa terus bertahan hingga pelaksanaan WOC dan kepentingan ilmiah.
Manado Ocean Declaration (MOD) sudah disepakati pada WOC yang diikuti ribuan peserta dari 80 lebih negara di Manado, serta telah mencatat sejarah tentang penyelamatan laut dan konservasinya.
Namun, keberadaan ikan purba yang ternyata masih berada di perairan di dunia ini tetap mencuatkan ide, agar Coelacanth jadi maskot WOC.
Koordinator Media Center WOC Roy Tumiwa di Manado, mengatakan, ikan purba itu sudah dijadikan bahan diskusi di tingkat pemerintah dan stakeholder kelautan.
Keberhasilan menyelenggarakan WOC telah menjadikan Kota Manado terkenal ke berbagai penjuru dunia. Namun, akan lebih terkenal lagi, bila ikan purba coelancanth kelak dijadikan maskot WOC. (Sumber : Kompas.com)